Senin, 17 Desember 2012

Metode mendidik atau mengajar anak

Mendidik atau mengajar seorang anak jika dilihat sekilas adalah pekerjaan yang mudah tapi tidak pada kenyataannya. Jika seorang guru atau orang tua tidak bisa mengerti karakter anak yang didik maka orang tersebut akan salah dalam mengatasi anak tersebut. Setiap anak dilahirkan dengan karakter dan sifat yang berbeda-beda. Teori kadang memang lebih mudah daripada praktek, maka itu diperlukan jam terbang yang tinggi untuk bisa memahami seorang anak tersebut.

1. Anak yang manja
Jika anda mengajar anak yang manja, anda harus tahu hal apa yang bisa membuat dia manja. Dan hal apa yang bsia membuat dia mandiri. 

Contoh: Saat anda mengajar private seorang anak, lalu anak tersebut terlihat manja jika ada kedua orang tuanya maka jauhi dia dengan orang tuanya saat anda mengajar. Akan tetapi jika anak tersebut hanya takut kepada orang tuanya, maka ajak serta orang tuanya untuk tidak jauh dari tempat kita mengajar. Agar anda pun tidak terlalu membuang tenaga untuk mengeluarkan emosi anda.

2. Anak yang cengeng
Anak yang cengeng cenderung lebih sulit diatasi daripada anak yang manja. Karena anak yang cengeng sangat sensitif dan kita harus lebih hati-hati dan memberikan tenaga yang lebih ekstra untuk mengatasi anak seperti ini.

3. Anak yang bandel
Anak yang bandel masih lebih bisa diajari atau diberi ketegasan saat anda mengajar dia. Karena bandel biasanya karena anak tersebut mencari perhatian kepada orang lain atau orang tuanya. Coba dalami dan dekati dia, maka anda akan tahu yang terjadi pada dirinya. Saat anda sudah menemukan masalah penyebab dia bandel,  maka anda akan tahu bagaimana mengatasinya. Ingat mengatasi seorang anak bukan pakai kekerasan ya!

Ciri-ciri tipe anak diatas pada umumnya sering kita jumpai, tapi bagaimana mereka tumbuh itu tergantung bagaimana orang tua dan lingkungannya. Jika seorang anak dididik dengan penuh kasih sayang dan pengertian maka anak tersebut akan tumbuh menjadi seorang anak yang penyanyang dan wibawa.

Bersabarlah menghadapi seorang anak itu, jangan memakai kekerasan atau berkata kasar. Apalagi jika kau mempunyai adik maka tingkah lakumu akan diikuti oleh adik-adikmu. Apalagi jika kamu perempuan, pintar-pintarlah menjaga tutur katamu. Tak boleh berkata kasar seperti seorang perempuan yang penulis temui. Yang suka berkata kasar> bacot, molor, haduuuh....wanita macam apa orang seperti ini??? Lalu ade-adenya pun mengikuti gaya dia bicara. Hmmm..kasihan sekali anak-anaknya nanti.

Yah beramal tanpa ilmu tidak akan menghasilkan output yang baik. Berkatalah baik atau diam. Ibu adalah sebuah madrasah. Jadi mari kita jadi ibu yang baik untuk anak-anak kita. Dimulai dari hal kecil yaitu jangan pernah berkata kasar, belajar ilmu agama terus menerus, dan sabar ;)


“Seorang wanita (ibu)  adalah lembaga pendidikan, yang jika ia benar2 mempersiapkan dirinya, berarti  ia telah memepersiapkan sebuah generasi  yang benar2 digdaya” (Ahmad Syauqi)
“ Seorang Ibu adalah sekolah apabila engkau persiapkan dengan baik berarti engkau telah mempersiapkan generasi yang harum” (Syair Hafizh Ibrahim)

Smoga kita smua bisa menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua kita dan bisa menjadi teladan untuk anak kita nanti. Aamiin

“Di balik para pahlawan besar, ada wanita-wanita besar..”
"Di balik lelaki sukses, ada wanita dibelakangnya.."
"Di balik anak yang sukses, ada ibu yang mendidiknya, dan mendukungnya.."

Napoleon Bonaparte pernah ditanya,” Benteng manakah di Prancis yang paling kuat?”   Ia menjawab,” Para ibu yang baik.”