Kamis, 09 Agustus 2012

Tetap tersenyum dibalik kesedihan demi keluarga tercinta

Di keheningan malam di sudut kamar, aku merenung dengan semua yang telah terjadi.

Kamar yang berbeda dari yang dulu sebelum kebakaran, membuatku harus beradaptasi lagi dengan suasana kamar yang baru. Harus tetap terlihat tegar walau hati menangis. Tetap harus tetap tersenyum demi keluarga tercinta karena smua yang dialami adalah sebuah takdir yang harus dijalani. Walau pun rumah sudah di asuransikan, tetap saja yang namanya musibah tidak ada yang mau. Dibalik senyuman bukan karena tidak sedih tapi karena suatu keharusan. Smua milik Allah, kapanpun DIA mau, DIA bisa mengambilnya kapan saja.

Tetap berusaha tegak berjalan, dan memberikan senyum saat tetap harus masuk kampus karena saat itu UAS pun baru dimulai. Yah kejadian kebakaran itu terjadi hari Sabtu bulan Mei tahun 2008. Beberapa teman dan beberapa dosen bertanya, kenapa kamu tidak terlihat sedih? yah bagiku saat itu, kesedihan tidak harus ditunjukan. Salah yang beranggapan aku tidak sedih karena ada asuransi atau masih ada kakak-ku yang akan siap membantu atau alasan lainnya. Aku hanya berpikir semua yang sudah hilang tidak akan bisa kembali, semua yang sudah terjadi tidak akan bisa diulang. Life must go on! 

Saat itu aku hanya bisa terpaku saat ibuku menelepon ku di tempat les. Entah kenapa saat itu aku membawa barang-barang yang aku anggap penting sampai tas ku penuh. Mungkin ini yang dikatakan firasat. Saat menuju pulang aku hanya berpikir, aku harus kuat dan tidak boleh cengeng karena pasti disana keluargaku pun sedang menangis sedih kehilangan rumah dan harta bendanya yang telah dibangun dan dikumpulkan susah payah. Akhirnya aku tetap menuju lokasi kebakaran itu yaitu rumahku dan rumah keluargaku yang lain. Disana aku melihat tetanggaku dan keluargaku sedang menangis. Aku tetap memberikan senyum dan menelepon temanku untuk aku tetap tegar.

Akhirnya kakak ku dan kakak iparku datang, mereka langsung mencarikan rumah kontrakan untuk kami sekluarga. Yah kurang lebih tiga bulan kami tinggal dikontrakan sampai rumah kami bisa berdiri lagi.  Menjelang sore, aku hanya berpikir keluargaku butuh makanan dan minuman. Karena setelah seharian menangis pasti mereka lapar, haus dan mereka juga membutuhkan peralatan mandi. Menjelang sore, aku dengan kedua keponakanku pergi ke indomart dan warung makanan untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan. Menelusuri jalan dengan melihat tetangga yang sedang menangis, dan aku tetap berusaha memberikan senyum. Sampai bertemu dengan salah satu teman kakak ngomong: Rumahmu kebakaran ga? Aku hanya tersenyum dan bilang "iya" dan kami langsung pergi ke indomart karena tidak ingin ditanya lebih banyak lagi karena hanya menunjukan kesedihan yang tidak ingin ditunjukan saat itu. Sorenya teman-teman LIA pun datang, karena saat ibuku menelepon. Aku memang sedang di LIA dan esoknya alhamdulillah bala bantuan datang lebih banyak lagi dari teman-teman sekolah, kampus, organisasi dan dari guru-guru LIA beserta dari teman-teman LIA yang datang kerumahku. Lalu kami pun pergi ke ITC untuk membeli baju yang sudah terbakar. Love u all... .

Bagiku, keluargaku adalah segalanya untuk-ku. Insya Allah, Aku akan mengorbankan apapun yang aku bisa untuk menjaga, melindungi dan membuatku keluarga ku tersenyum lagi.

Tersenyum dibalik kesedihan demi keluarga tercinta lebih melegakan daripada harus menunjukan kesedihanku, hanya akan membuat orang tua ku makin sedih. Dan akhirnya saat itu aku hanya berpikir, aku harus tetap tersenyum demi mereka. Keluarga yang kusayangi dengan sepenuh hati.

Jika ada seseorang yang ingin menjemputku maka dia harus menerima keluargaku, Karena aku sudah satu paket dengan keluargaku! Jangan trima ia yang tidak bisa menerima keadaanmu dan kluargamu. Tinggalkan ia, dan insya Allah kamu akan dapat yang lebih baik dari dia.

Love u mom....Terima kasih untuk semua temanku yang slalu ada untukku disaat-saat aku membutuhkan kalian. Aku sayang kalian teman-temanku. Tanpa kalian mungkin aku tak akan kuat menghadapi ini semua. Tanpa kalian, aku tidak akan bisa berdiri tegak seperti sekarang. Terima kasih smuanya. Aku sayang kalian