Selasa, 29 Mei 2012

Kelembutan merupakan kunci utama menghadapi wanita

http://firanda.com/index.php/artikel/keluarga/142-suami-sejati-bag-8-kelembutan-dan-basa-basi-dalam-menghadapi-istri


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

اِرْفَقْ بِالْقَوارِيْرِ

“Lembutlah kepada kaca-kaca (maksudnya para wanita)” (HR Al-Bukhari V/2294 no 5856, Muslim IV/1811 no 2323, An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubro VI/135 no 10326 dan ini adalah lafal An-Nasa’i)

Berkata Ibnu Hajar, “Al-Qowarir plural (kata jamak) dari singular (kata tunggal) Qoruroh yang artinya adalah kaca…berkata Romahurmuzi, “Para wanita dikinayahkan dengan kaca karena lembutnya mereka dan lemahnya mereka yang tidak mampu untuk bergerak gesit. Para wanita disamakan dengan kaca karena kelembutan, kehalusan, dan kelemahan tubuhnya”…yang lain berkata bahwasanya para wanita disamakan dengan kaca karena begitu cepatnya mereka berubah dari ridho menjadi tidak ridho dan tidak tetapnya mereka (mudah berubah sikap dan pikiran) sebagaimana dengan kaca yang mudah untuk pecah dan tidak menerima kekerasan” (Fathul Bari X/545)
Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin, “…Sebuah kata yang engkau ucapkan bisa menjadikannya menjauh darimu sejauh bintang di langit, dan dengan sebuah kata yang engkau ucapkan bisa menjadikannya dekat hingga di sisimu” (Asy-Syarhul Mumti’ XII/385)

Berkata Al-Qodhi ‘Iyadh, “Para wanita disamakan dengan kaca karena lemahnya hati mereka” ( Masyariqol Anwaar II/177). Demikianlah…Allah telah menciptakan wanita dengan penuh kelembutan dan kelemahan. Hati mereka lemah sehingga sangat perasa. Mudah tersinggung…namun senang dipuji. Mudah berburuk sangka…mudah cemburu…mudah menangis…demikianlah wanita.

Sikap para wanita begitu cepat berubah terhadap sikap suami mereka…terkadang hari ini ridho dengan sikap suaminya…besok hari marah dan tidak ridho…, apalagi jika sang suami melakukan kesalahan….!!!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطٌ

“Seandainya engkau berbuat baik pada salah seorang istri-istrimu sepanjang umurmu kemudian dia melihat suatu (yang tidak disukainya) darimu maka ia akan berkata, “Aku sama sekali tidak pernah kebaikan darimu” (HR Al-Bukhari I/19 no 29 dan Muslim II/626 no 907)



Basa-basi sangat diperlukan dalam menghadapi wanita

Hendaknya seorang suami pandai bersiasat dan berstrategi dalam bergaul dengan istrinya hingga menarik hatinya.

Berkata Ibnu Hajar, “Hadits ini menunjukan akan dianjurkannya untuk berbuat mujamalah (berbasa-basi) untuk menarik hati para wanita dan melembutkan hati mereka. Hadits ini juga menunjukan siasat dalam menghadapi wanita yaitu dengan memaafkan mereka serta sabar dalam menghadapi kebengkokan mereka. Dan barangsiapa yang berharap selamatnya para wanita dari kebengkokan maka ia tidak akan bisa mengambil manfaat dari mereka, padahal seorang pria pasti membutuhkan seorang wanita yang ia merasa tentram bersamanya dan menjalani hidup bersamanya. Seakan-akan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah sempurna menikmati (bersenang-senang) dengan seorang wanita kecuali dengan bersabar menghadapinya” (Fathul Bari IX/254)

Berkata Imam An-Nawawi, “Hadits ini menunjukan sikap berlemah lembut terhadap para wanita, bersikap baik kepada mereka, sabar menghadapi bengkoknya akhlak mereka, sabar menghadapi lemahnya akal mereka, dan dibencinya menceraikan mereka tanpa ada sebab, serta janganlah berharap lurusnya seorang wanita” (Al-Minhaj X/57)

Oleh karena itu sikap basa-basi dihadapan wanita sangatlah diperlukan untuk menundukannya, bahkan hal ini disunnahkan sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

أََلآ إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَأَنَّكَ إِنْ تُرِدْ إِقَامَتَهَا تَكْسِرْهَا فَدَارِهَا تَعِشْ بِهَا

“Ketahuilah bahwasanya wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan jika engkau ingin untuk meluruskannya maka engkau akan mematahkannya, oleh karenya barbasa-basilah niscaya engkau akan bisa menjalani hidup dengannya” (HR Al-Hakim di Al-Mustadrok IV/192 no 7333, Ibnu Hibban (Al-Ihsan IX/485) no 4178, Ad-Darimi II/198 no 2221 dari hadits Samuroh bin Jundaub. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani (Lihat Shahihul Jami’ no 1944))

Membaca dan Menulis

Membaca dan menulis, banyak orang yang tidak suka dengan dua hal tersebut. Karena hal tersebut akan terasa sangat membosankan jika orang tersebut tidak menikmatinya dan mungkin karena kebiasaan kita yang lebih diadaptasikan dengan televisi daripada buku. Padahal dengan membaca kita mendapatkan tambahan pengetahuan yang mungkin tidak kita dapat dari sekolah atau kampus. Dengan membaca pengetahuan kita semakin bertambah, dengan membaca kita bisa mengekspresikan diri. Bisa membuat kita tertawa, sedih, bahkan menangis.

Membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca kamu tidak perlu datang ke tempat yang kamu ingin ketahui, tinggal membaca kamu bisa tahu tempat yang kamu ingin tahu. Kita tidak perlu ke Arab untuk mengetahui budaya arab, karena dengan membaca kita dapat mengetahui apa yang ingin kita ketahui. Jika kamu ingin tertawa, kamu bisa membaca komik lucu, jika ingin menambah pengetahuan agama-politik-budaya kamu tinggal membaca buku atau koran dan media lainnya, kamu pun bisa membaca lewat internet. Membaca itu sangat menyenangkan kawan, coba untuk menikmatinya dan rasakan sensasinya ;)



Semua yang kita baca bisa kita tumpahkan dengan menulis. Menulis adalah tempat kita berkreasi dan berbagi pengetahuan atas apa yang kita baca dan kita ketahui. Membaca dan menulis itu sebenarnya adalah hal yang sangat menyenangkan, jika kita mengerjakannya sambil menikmatinya. Membaca dan menulis adalah cara yang tepat untuk menghabiskan waktu luang karena dengan membaca dan menulis kita akan terus mengasah daya ingat kita akan suatu hal. 

Efek samping membaca dan menulis jika kamu mengerjakannya dan menikmatinya maka kamu akan terus ketagihan. Membaca membuat kita mendapatkan suatu hal yang baru dan menulis membuat hati kita plong. Dengan berbagi, kita akan merasakan kenikmatan sendiri.

Untuk teman-teman yang mempunyai banyak waktu luang, pergunakanlah hal itu dengan membaca dan menulis. Karena dengan membaca kamu tidak ketinggalan berita, dengan membaca kamu tidak menjadi kuper, dengan membaca pengetahuanmu bertambah dan dengan menulis, kemampuan daya ingatmu semakin bertambah dan terasah sehingga tidak cepat menjadi pikun.

Membaca dan menulis itu adalah suatu hal yang mengasyikan jika dikerjakan dengan cara menikmatinya. So'?? Hayo budayakan membaca sejak dini *iklan ;)

Wanita Diciptakan dari Tulang Rusuk yang Paling Bengkok, Apa Maknanya?


Pertanyaan:

Disebutkan dalam sebuah hadits, “Berbuat baiklah kepada wanita, karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, sedangkan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas,” dst. Mohon penjelasan makna hadits dan makna ‘tulang rusuk yang paling bengkok adalah tulang rusuk yang paling atas’?
Jawaban:
Ini adalah hadits shahih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim di masing masing kitab Shahih mereka, dari Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam. Dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa nabi shalallahu ‘alayhi wasallambersabda,

“Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas.Maka sikapilah para wanita dengan baik.” 
(HR al-Bukhari Kitab an-Nikah no 5186)
Ini adalah perintah untuk para suami, para ayah, saudara saudara laki laki dan lainnya untuk menghendaki kebaikan untuk kaum wanita, berbuat baik terhadap mereka , tidak mendzalimi mereka dan senantiasa memberikan ha-hak mereka serta mengarahkan mereka kepada kebaikan. Ini yang diwajibkan atas semua orang berdasarkan sabda Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam, “Berbuat baiklah kepada wanita.”
Hal ini jangan sampai terhalangi oleh perilaku mereka yang adakalanya bersikap buruk terhadap suaminya dan kerabatnya, baik berupa perkataan maupun perbuatan karena para wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, sebagaimana dikatakan oleh Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bahwa tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas.
Sebagaimana diketahui, bahwa yang paling atas itu adalah yang setelah pangkal rusuk, itulah tulang rusuk yang paling bengkok, itu jelas. Maknanya, pasti dalam kenyataannya ada kebengkokkan dan kekurangan. Karena itulah disebutkan dalam hadits lain dalam ash-Shahihain.

“Aku tidak melihat orang orang yang kurang akal dan kurang agama yang lebih bias menghilangkan akal laki laki yang teguh daripada salah seorang diantara kalian (para wanita).”
(HR. Al Bukhari no 304 dan Muslim no. 80)
“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Qs. An-Najm:4)
Sumber:
Majmu Fatawa wa Maqadat Mutanawwi’ah juz 5 hall 300-301, Syaikh Ibn Baaz Fatwa fatwa Terkini Jilid 1 Bab Perlakuan Terhadap Istri penerbit Darul Haq
***

Rabu, 23 Mei 2012

C.I.N.T.A

C.I.N.T.A semua orang pasti sering mendengar hal tersebut dan pernah merasakan jatuh cinta. Cinta yang begitu besar kepada Alloh Subhanallahu Wa Ta'ala, kedua orangtua, kluarga dan cinta kepada lawan jenis. Cinta yang begitu besar, membuat kita bisa memaafkan smua kesalahan orang yang kita cintai. Cinta yang tulus slalu percaya bahwa ketika orang yang kita cintai meminta maaf, maka ia akan percaya bahwa orang tersebut akan berubah. Kata-kata yang pernah terdengar kasar saat si dia mengeluarkan amarahnya, membuat kita menjadi orang yang lebih sabar untuk mendengarkan kata-katanya saat dia marah. Mencoba untuk menahan dan tidak membalas amarahnya karena cinta. Diam dan menunggu waktu yang tepat untuk mencoba menjelaskan dan mencoba untuk tetap tenang. 

Sebanyak apapun air mata tersebut jatuh, dia percaya bahwa dengan doa yang tulus maka pasangannya akan berubah. Yah, itulah hebatnya sebuah kata C.I.N.T.A, kata yang slalu membuat diri seseorang belajar mengendalikan dirinya dan belajar hal yang baru untuk orang yang kita cintai. Tanpa sadar, kita sudah menjadi orang yang sangat sabar, tanpa sadar kadang kita menjadi orang yang luar biasa untuk orang yang kita cintai. Kita lebih termotivasi untuk menjadi lebih baik dan maju ketika kita tahu bahwa orang yang kita cintai itu akan bangga jika kita melakukan hal yang membanggakan untuk dia. Simple tapi bermakna. Cintailah ia karena Alloh Subhanallahu Wa Ta'ala.